Dikontrak Rp48 Miliar, Xania Monet Jadi Penyanyi AI Pertama di Dunia Tembus Billboard
Dikontrak Rp48 Miliar, Xania Monet Jadi Penyanyi AI Pertama di Dunia yang Tembus Billboard / Foto: Instagram
Dunia musik mencatat sejarah baru dengan kemunculan Xania Monet, penyanyi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) pertama yang berhasil menembus tangga lagu Billboard.
Sosok ini bukan manusia, melainkan hasil kreasi teknologi musik modern dari Amerika Serikat.
Ide di balik lahirnya Xania Monet datang dari Telisha 'Nikki' Jones, penulis lagu asal Mississippi.
Ia menciptakan karakter virtual tersebut menggunakan platform musik berbasis AI bernama Suno, yang kini tengah populer di kalangan kreator musik global.
Jones memanfaatkan kecerdasan buatan bukan sebagai pengganti manusia, tetapi sebagai alat bantu untuk memperluas ruang ekspresi artistik.
"AI kami jadikan alat untuk meningkatkan seni kami," jelas Romel Murphy, manajer Xania Monet di CNN, Senin (10/11).
Meski diciptakan sepenuhnya oleh algoritma, lagu-lagu Xania tetap memiliki kedalaman emosional yang terasa manusiawi. Genre musiknya berakar pada R&B modern, dan liriknya terinspirasi dari pengalaman hidup nyata.
Salah satu lagu yang membuat Xania viral berjudul How Was Supposed to Know.
Lagu tersebut pertama kali populer di TikTok, sebelum akhirnya masuk ke chart R&B Billboard, sebuah prestasi yang belum pernah dicapai oleh penyanyi digital sebelumnya.
Sejak debut empat bulan lalu, Xania Monet telah merilis 44 lagu di Spotify, mengumpulkan lebih dari 1,2 juta pengikut, serta hampir 800 ribu fans di media sosial.
Popularitasnya membuat label ternama Hallwood Media tertarik dan langsung mengontraknya dengan nilai fantastis, yaitu USD 3 juta atau sekitar Rp 48 miliar.
Jones menyebut proyek ini bukan sekadar eksperimen teknologi, melainkan bentuk baru dari seni dan puisi yang dihidupkan melalui AI.
"Saya hanya mengambil apa yang saya sukai dan memadukannya dengan teknologi. AI adalah alat yang saya gunakan untuk mengekspresikan diri di era baru ini," ujarnya.
Namun, keberhasilan Xania Monet juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan musisi.
Banyak seniman merasa posisi manusia dalam industri musik terancam oleh kemampuan AI yang bisa menciptakan lagu dengan cepat dan efisien.
Beberapa bahkan menyerukan agar dibuat aturan hukum untuk melindungi hak-hak kreator manusia agar tidak tersingkir oleh tren otomatisasi.
Meski begitu, Jones tetap teguh dengan visinya. Ia menegaskan bahwa Xania hanyalah medium, sementara dirinya tetap menjadi jiwa artistik di balik karya tersebut.
"AI hanya alat bantu. Saya adalah seniman sejati di balik proyek ini," tegasnya.
(ikh)
Jadi Pebisnis dan Penyanyi, Kang Daniel: Aku Ingin Sesuatu yang Berbeda
Rabu, 30 Oct 2019 09:26 WIB
Film Indonesia Jadi Sorotan Asing, Disebut Bakal Setara dengan Hollywood
Selasa, 14 Oct 2025 21:45 WIB
Spotify Hapus 75 Juta Lagu, Sikap Tegas Hadapi AI di Industri Musik
Jumat, 26 Sep 2025 21:45 WIB
James Cameron Peringatkan Dampak AI Sejak 1984: Kalian Tidak Mendengarkan
Kamis, 20 Jul 2023 20:30 WIB
TERKAIT