Celine Song Geram Film 'Materialists' Disebut sebagai Propaganda Pria Miskin

Sutradara Celine Song menanggapi pedas kritik terhadap film terbarunya, Materialists.

Song kesal ketika mendengar ada pengulas di platform Letterboxd yang menyebut karyanya sebagai "propaganda pria miskin".

Film Materialists menampilkan Dakota Johnson sebagai Lucy, seorang mak comblang profesional yang terjebak di antara dua pilihan hati.

Di satu sisi ada pria kaya yang mampu menghidupinya, diperankan Pedro Pascal. Sementara itu ada John, mantan suami yang sedang kesulitan finansial namun memiliki ikatan mendalam dengannya, diperankan Chris Evans.

Dalam wawancara bersama Refinery29, pewawancara membacakan komentar tersebut kepada Song dan bertanya apakah ia menanggapinya dengan tawa. Namun, respons sang sutradara justru serius.

"Saya rasa itu tidak membuat saya tertawa, karena sungguh mengecewakan," ujar Song.

"Saya rasa ada kebingungan yang sangat nyata tentang feminisme dan sejarah feminisme. Melalui interseksionalitas, feminisme banyak berkutat tentang anti-korporatisme dan anti-kapitalis, dan tentu saja, feminisme selalu berada di garda terdepan dalam melawan kapitalisme, jadi saya sangat prihatin dengan cara kita berbicara tentang orang-orang miskin," sambungnya.

@refinery29 Is the movie Materialists just broke man propaganda? 🎥💬 Celine Song breaks down why that idea is actually anti-feminist and why it matters. What did you think of Materialists? 👀 #Materialists #CelineSong #Feminism #A24 ♬ Inspirational piano and strings, post-classical 10(1373065) - arachang

Song menegaskan bahwa kemiskinan bukanlah kesalahan orang miskin. Ia menilai komentar yang merendahkan tokoh John sangatlah kejam.

"Saya merasa sangat kejam membicarakan John sebagai karakter yang mencintai Lucy, dan yang merupakan karakter cantik yang diperankan dengan cantik oleh Chris, membicarakannya dengan istilah kejam seperti 'anak laki-laki bangkrut' atau 'pria bangkrut'," tegasnya.

Lebih lanjut, Song mengaku khawatir dengan pandangan yang menurutnya mengandung bias kelas sosial.

"Saya sangat prihatin jika ada yang membicarakan film dan karakter saya, dan menganggapnya dengan cara yang begitu klasis.

Inti dari film ini adalah tentang melawan cara kapitalisme mencoba menjajah hati dan cinta kita," tutupnya.