3 Alasan Menarik Nonton Serial Live Action 'Avatar: The Last Airbender'

Dini Astari | Insertlive
Minggu, 25 Feb 2024 11:15 WIB
Avatar: The Last Airbender 3 Alasan Menarik Nonton Serial Live Action 'Avatar: The Last Airbender'/Foto: dok Netflix
Jakarta, Insertlive -

Serial live action Avatar: The Last Airbender mulai tayang di Netflix pada Kamis (22/2) lalu.

Serial ini diangkat dari animasi populer berjudul sama dari Nickelodeon. Penonton akan diajak mengikuti kisah Aang, seorang Avatar muda, seiring usahanya menguasai empat elemen (Air, Bumi, Api, dan Udara) demi mengembalikan keseimbangan dunia yang terancam oleh kehadiran Negara Api yang mengerikan.

Bagi Insertizen yang masih ragu untuk menonton serial ini, berikut tiga alasan yang membuat serial ini sayang untuk dilewatkan:

ADVERTISEMENT

Avatar: The Last AirbenderAvatar: The Last Airbender/ Foto: dok Netflix

1. Cerita yang Penuh Inspirasi

Keempat negara, yaitu Air, Bumi, Api, dan Udara, sebelumnya hidup bersama secara harmonis dengan bantuan Avatar, penguasa keempat elemen tersebut, yang menjaga perdamaian di antara mereka.

IKUTI QUIZ

Namun, semuanya kedamaian itu berubah saat Negara Api melakukan serangan dan menghapus bangsa Pengembara Udara, langkah pertama mereka demi menguasai dunia.

Avatar terinspirasi dari berbagai cerita rakyat, budaya, dan legenda Asia serta penduduk asli. Topik-topik yang serius seperti perang, penjajahan, trauma, hingga moral membuat kisah ini memiliki nilai yang mendalam dan menggugah.

Versi live action berangkat dari animasi orisinalnya serta memiliki tambahan-tambahan seperti durasi, jalan cerita, dan narasi terkait.

"Tema-tema utama dalam serial ini adalah tidak menghiraukan berbagai perbedaan, mengatasi rasa pesimisme dan putus asa, serta berusaha menemukan harapan," terang produser/penulis Albert Kim dalam rilis yang diterima InsertLive.


"Saya rasa tema-tema ini bersifat universal dan sesuai dengan zaman kita," lanjutnya.

2. Karakter yang Kompleks dan Menarik

Berbagai karakter dalam serial ini memiliki kepribadian yang kuat dan, menariknya, terdapat pengembangan karakter sehingga penonton dapat sungguh-sungguh merasa melewati kisah ini bersama mereka.

Sokka misalnya, terlihat jenaka namun juga memiliki sisi rapuh yang berhubungan dengan masa lalunya. Aang sang bocah 12 tahun dianggap sebagai yang akan menyelamatkan dunia dan tanggung jawab ini terasa amat berat bagi seseorang yang hanya ingin menjadi anak-anak biasa.

Selain itu, yang tak kalah penting adalah sisi inklusivitas maupun representasi dari serial ini.

"Saat tumbuh dan menonton serial animasinya, saya sangat tertarik pada karakter Katara karena saya seperti bisa melihat diri saya sendiri di televisi. Representasi pada saat itu belum seperti sekarang dan saya sangat senang memiliki panutan yang amat keren dan kuat seperti dia," ujar Kiawentiio.

"Dan kini saya bisa memerankan tokoh itu untuk gadis-gadis kecil lainnya, sesuatu yang membuat saya sangat terharu."

Cuplikan adegan dalam serial Avatar: The Last AirbenderCuplikan adegan dalam serial Avatar: The Last Airbender/ Foto: Dok. Netflix

3. Penggambaran Dunia Imajinasi yang Bikin Takjub

Dunia Avatar: The Last Airbender terdiri dari empat negara yang masing-masing melambangkan elemen mendasar, yaitu Suku Air, Kerajaan Bumi, Negara Api, dan Pengembara Udara.

Sejumlah anggota negeri tersebut dapat memanipulasi elemen-elemen berkat kekuatan yang disebut sebagai "bending". Kekuatan ini dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun pertarungan serta menjadi daya tarik utama berkat kemampuannya yang luar biasa dalam menggerakkan elemen-elemen alam.

Keindahan masing-masing negara juga menjadi unsur yang akan memanjakan mata penonton. Sutradara/produser eksekutif Jabbar Raisani menjelaskan bahwa serial ini menggabungkan sejumlah set sungguhan yang berukuran amat besar dengan perpanjangan efek visual yang mengagumkan.

"Kami memulai segalanya dari serial animasinya lalu tim kami berupaya membangun representasinya di dunia nyata dengan membuat perpustakaan visual dan bahasa, sehingga kami memiliki panduan untuk membangun dunia ini secara fisik maupun digital," ujarnya.

"Tidak saja lokasi-lokasinya namun juga berbagai makhluk dan apa pun yang ada di semesta tersebut."

(dia/dia)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER