Tunda Perilisan Video Klip, Dua Lipa Pikirkan Perasaan Korban Konflik Palestina
Dua Lipa dikabarkan memutuskan untuk menunda perilisan video klip terbarunya. Padahal ia telah menggelontorkan dana ratusan ribu poundsterling untuk biaya produksi video klip tersebut.
Keputusan itu diambil Dua Lipa lantaran ia tak ingin video klipnya menyinggung perasaan para korban konflik Palestina dan Israel. Pasalnya, diketahui video klip itu menampilkan beberapa adegan seperti ledakan, perkelahian massa, dan kekacauan.
Maka dari itu, Dua Lipa dan timnya merasa video klip tersebut tidak pantas dipublikasikan. Padahal proses syuting video klip tersebut dilakukan jauh sebelum tinggal 7 Oktober 2023 yang memicu penyerangan Israel ke Palestina terkhusus Jaalur Gaza.
Salah seorang sumber yang juga merupakan orang dalam mengatakan bahwa keputusan untuk menunda perilisan video klip tersebut diambil setelah dilakukan pertemuan darurat antara Dua Lipa dan timnya.
"Sebuah video telah direkam untuk kampanye album terbaru Dua Lipa pada bulan September tahun lalu. Meskipun video tersebut awalnya dianggap lucu, namun berisi tema kekacauan dengan adegan tabrakan mobil, penghancuran, ledakan, kembang api, dan keributan massal," ungkap sumber tersebut.
Wanita keturunan Albania itu menjadi salah satu figur publik yang vokal dalam mengecam aksi genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. Melalui akun Instagramnya, Dua Lipa menuturkan kesedihannya melihat kehancuran yang terjadi akibat pertempuran antara pasukan zionis Israel dan pejuang Hamas di Palestina.
"Setiap hari, hati saya merasa sedih untuk rakyat Israel dan Palestina. Saya merasakan duka atas nyawa yang hilang dalam serangan mengerikan di Israel. Saya merasa sedih ketika menyaksikan penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza, di mana 2,2 juta jiwa, setengah dari mereka adalah anak-anak, mengalami kesulitan yang tidak terbayangkan," tulis Dua Lipa dalam keterangan unggahannya.
"Untuk saat ini, saya berharap agar ada gencatan senjata di Gaza dan mendesak pemerintah untuk menghentikan krisis yang sedang berlangsung. Harapan kita adalah dapat menemukan empati untuk mengatasi situasi kemanusiaan yang mengerikan ini," pungkasnya.