Indonesia Masuk Pasar Unggulan tapi Netflix Pilih Investasi di Korea Rp38 T

Aksi writers strike atau mogok massal penulis kreatif di Hollywood masih terus berlangsung sedari Mei 2023 hingga hari ini.
Mogok massal yang diprakarsai oleh Screen Actors Guild‐American Federation of Television and Radio Artists/Writers Guild of America (SAG-AFTRA/WGA) atau serikat pekerja kreatif dan seni Hollywood memperjuangkan kenaikan upah dan pembagian profit yang adil dari studio-studio besar di Amerika Serikat (AS).
Para pekerja kreatif di Hollywood merasa ada ketimpangan pembagian profit dan pembayaran upah terkait karya-karya mereka yang juga tayang di sejumlah layanan streaming.
Kabarnya, mereka tidak mendapatkan jatah bayaran dari film, serial, program, dan konten yang dijual studio ke layanan streaming seperti Netflix, Disney Hotstar, Prime, dan sebagainya.
![]() |
Aksi mogok massal ini tentu saja mendatangkan imbas negatif untuk industri perfilman Hollywood, mulai dari penundaan serial televisi untuk musim terbaru, film layar lebar, program televisi, hingga kerugian uang mencapai jutaan dollar AS.
Namun, ada satu pihak yang tidak merasakan dampak besar dari aksi mogok massal di Hollywood, tak lain tak bukan adalah Netflix.
Setidaknya begitulah yang terungkap pada laporan South China Morning Post.
Beberapa waktu lalu, surat kabar South China Morning Post (SCMP)menayangkan hasil liputan yang sangat menarik pada kanal YouTube resmi mereka dengan tajuk Netflix's not-so-secret plan to survive the Hollywood writers strike atau Rahasia yang bukan rahasia mengenai strategi Netflix tetap bertahan saat aksi mogok kerja massal (Hollywood).
Laporan SCMP mengungkapkan bahwa Netflix tidak sepenuhnya menggantungkan konten dan produksi pada keterampilan penulis Hollywood.
"Serial populer Hollywood seperti Stranger Things, Big Mouth, dan Cobra Kai kini memang ditangguhkan, tetapi raksasa streaming Netflix juga memiliki sarana lain untuk mendapatkan konten populer yang benar-benar terpisah dari sistem Hollywood," sebut SCMP.
Ternyata, penyelamat Netflix saat Hollywood tengah mengalami writers strike adalah konten dari Korea Selatan.
Apakah drama Korea menjadi juru selamat Netflix?
Pada awal tahun 2023 Netflix mengumumkan telah menanamkan investasi sebesar US$2,5 miliar atau lebih kurang Rp38 triliun untuk memperkuat industri kreatif Korea Selatan. Angka investasi ini meningkat dua kali lipat dari jumlah yang pernah mereka gelontorkan semenjak membuka kantor di Seoul pada tahun 2016.
"Investasi tersebut menargetkan perilisan 34 judul konten hiburan dari Korea Selatan," imbuh mereka.
Angka tersebut, menurut SMCP, sangatlah besar untuk ukuran konten non-Inggris.
Seung Bak, Co-Founder DramaFever, mengatakan bahwa Netflix telah mengangkat derajat industri kreatif dan hiburan Korea di pentas global.
"Melihat jumlah uang yang mengalir pada acara-acara Korea. Dulu, produksi Korea sudah bagus, tapi sekarang, berdasarkan kualitas produksi sudah setara dengan Hollywood," ujar Seung Bak.
Pernyataan Seung Bak bukanlah omong kosong, drama Korea seperti Squid Game, Money Heist, All of Us Are Dead, The Glory, Lupin, Extraordinary Attorney Woo, dan Elite menjadi bukti nyata bagaimana industri kreatif Negara Ginseng membuat pemasukan dan profit Netflix terus melimpah.
Bahkan, jumlah penonton Squid Game jauh melampaui serial-serial atau film Hollywood di Netflix, lebih kurang 2 juta penonton.
![]() |
Ada yang menarik dari laporan SMCP yang sangat mencuri perhatian, ternyata tiga negara Asia yang menjadi pasar unggulan Netflix adalah India, Jepang, dan Indonesia.
"Netflix melebarkan investasi di kawasan Asia Pasifik sebanyak US$1,9 miliar atau Rp37 triliun. India, Jepang, dan Indonesia. Alasannya tentu saja karena Jepang, Indonesia, dan India adalah tiga pasar unggulan Netflix di dunia," papar SCMP.
Choi Jeong Hwa, perwakilan dari Producers Guild Korea, mengatakan bahwa aksi mogok massal Hollywood seharusnya bisa menjadi peluang bagi industri kreatif dan hiburan di negara-negara Asia.
"Yah kita enggak tahu sampai kapan aksi itu berlangsung, tetapi kan konten tetap harus dibuat dan berjalan. Jadi kalau mogok massal masih berjalan, tentunya (perusahaan raksasa layanan streaming) harus memindahkan aset mereka keluar Amerika. Jadi, aksi writers strike tidak akan ada dampak signifikan untuk market Asia dan konten-kontennya. Sebab, sama sekali tidak terhubung," jelas Jeong Hwa.
Penurunan jumlah pelanggan Netflix hingga 30 persen di Korea Selatan, kata Jeong Hwa, tak membuat layanan streaming milik Marc Randolph dan Reed Hastings ini mengendurkan jumlah investasi di negara kampung halaman BTS. Mereka tetap percaya diri menginvestasikan anggaran dengan jumlah fantastis.
Popularitas Netflix dan jumlah pelanggannya di Indonesia memang tidak sedahsyat di negara-negara Asia lainnya, mungkin alasan tersebut yang membuat Netflix hanya mau berinvestasi Rp14 miliar pada awal 2023 di Tanah Air. Sementara, mereka mengguyur industri kreatif dan hiburan Korea Selatan dengan investasi gemuk Rp38 triliun.
(syf/syf)
Begini Respons Netflix soal Sinetron Indonesia Diduga Plagiat 'Squid Game'
Minggu, 24 Oct 2021 07:30 WIB
Terlalu Banyak Adegan Seks, Serial Baru Netflix Banjir Hujatan
Kamis, 17 Dec 2020 15:09 WIB
Film Romantis di Netflix Jadi Favorit Masyarakat Indonesia Selama 2020
Kamis, 10 Dec 2020 22:10 WIB
Tentang 'Code 8' yang Masuk dalam 10 Film Terpopuler Netflix
Kamis, 16 Apr 2020 20:21 WIBTERKAIT