Serial 'Journal of Terror: Kelana' Musim ke-3 Resmi Rilis di NOICE

Platform konten audio lokal, Noice, resmi merilis sekuel terbaru dari audioseries Journal of Terror: Kelana Season ke-3 pada Selasa (25/7) kemarin.
Saat menjalani program tersebut, ada kejadian-kejadian menyeramkan dan unik lain yang membuat kisah KKN Prana dan kawan-kawan lebih menegangkan.
Audioseries karya penulis dan komikus asal Yogyakarta Sweta Kartika ini merupakan salah satu konten audio terlaris yang paling banyak didengarkan di aplikasi Noice dengan mengangkat tema bergenre horror.
Pada sekuelnya, serial audio Journal of Terror: Kelana dilengkapi dengan teknik binaural audio pada seluruh episodenya yang menghadirkan efek suara 3D untuk pengalaman mendengarkan konten audio yang lebih nyata.
Selain Journal of Terror: Kelana Season 3, ada beberapa konten audioseries Noice yang menerapkan binaural audio pada seluruh episode.
Noice juga berkolaborasi dengan banyak public figure dan musisi seperti Afgan, Raisa, dan Kevin Julio untuk menghadirkan konten audioseries.
Genre horror merupakan konten yang paling banyak digemari oleh para pengguna Noice.
"Sejak awal diluncurkan pada musim pertama, Journal of Terror: Kelana dengan keunikan cerita khas lokalnya telah meraih antusiasme yang tinggi dari para pengguna Noice khususnya penikmat konten horror. Hadirnya season ke-3 yang dilengkapi dengan binaural audio akan menambah sensasi menegangkan di dalamnya & sangat mind blowing," jelas Niken Sasmaya, Chief Business Officer (CBO), Noice.
Lewat kekuatan narasi dan efek suara yang hadir di tiap cerita, serial audio memberikan sebuah theatre of mind yang membawa tiap pendengar untuk berpetualang dalam imajinasi mereka tanpa batas.
Journal of Terror: Kelana Season 3 bercerita tentang petualangan Prana, seorang remaja yang memiliki kemampuan astral untuk melihat arwah dan makhluk halus, saat menjalani program KKN (Kuliah Kerja Nyata) bersama 12 orang temannya di Kampung Cilambayung, Jawa Barat.
"Saya ingin mengangkat daerah Jawa Barat agar pendengar bisa mengeksplorasi khazanah latar budaya Sunda di dalam cerita horor, baik dari sisi eksplorasi musiknya, cara tuturnya dan juga kearifannya. Pengembangan ceritanya pun sangat detil berdasarkan riset yang saya lakukan mulai dari mempelajari proses KKN, mengenal struktur desa di Jawa Barat, hingga mengembangkan banyak karakter keprofesian di dalam plot cerita" jelas Sweta Kartika.
(nap/syf)TERKAIT