Vino G Bastian Belajar Jadi Disabilitas Intelektual demi 'Miracle In Cell No 7'

Insertlive | Insertlive
Rabu, 31 Aug 2022 22:20 WIB
Vino G Bastian Vino G Bastian Belajar Jadi Disabilitas Intelektual demi 'Miracle In Cell No 7' / Foto: Marianus Harmita
Jakarta, Insertlive -

Vino G Bastian menjadi salah satu aktor yang ikut membintangi film remake Miracle In Cell No 7 versi Indonesia.

Vino memerankan karakter bernama Dodo Rozak di film yang aslinya buatan Korea tersebut.

Aktor berusia 40 tahun ini mengaku sudah lama menonton dan suka dengan film Miracle In Cell No 7 versi Korea.

ADVERTISEMENT

Vino yang mengaku menonton bersama sang istri Marsha Timothy ini bahkan sampai tak kuat menahan tangis.

IKUTI QUIZ

"Sebelum ini di-remake, saya memang sudah menjadi salah satu fans film Miracle In Cell No 7," ungkap Vino di kawasan Jakarta, Rabu (31/8).

"Saya nonton ini sama istri saya, pas udah selesai itu kita nggak berhenti tuh nangis," sambungnya.

Siapa sangka, ternyata setelah beberapa tahun Vino malah mendapat tawaran untuk membintangi film tersebut versi Indonesia.

"Terus beberapa tahun kemudian Falcon menawarkan saya untuk berperan film ini, itu saya mikir pasti aktor manapun tidak akan menolak kalau mendapat tawaran untuk bermain di film ini," kata Vino.


Meski begitu, Vino awalnya sama sekali tak tahu peran apa yang didapatkannya.

Vino pun akhirnya baru tahu mendapatkan peran sebagai pria yang mengalami disabilitas intelektual bernama Dodo Rozak saat mendekati syuting.

"Tapi waktu itu saya belum tahu tuh dapat perannya yang mana, yang jadi bapak di film ini juga banyak," ungkap Vino.

"Akhirnya pas udah mau dekat syuting, dikasih tahu dapat peran yang mana, ternyata jadi bapak Dodo Rozak yang mengalami disabilitas intelektual itu," sambungnya.

Miracle In Cell No 7Miracle In Cell No 7/ Foto: Marianus Harmita

Karakter itu yang membuat Vino kemudian berusaha untuk melakukan riset mengenai sosok berkebutuhan khusus.

"Dari situ saya mulai mengerjakan PR dengan bertemu psikolog, terus riset ketemu sama saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus," kata Vino.

"Paling nggak untuk bisa lebih paham, apa sih yang dialami oleh Edo Rozak ini," lanjutnya.

Vino lantas cerita bagaimana dirinya melakukan riset mulai dari menemui psikolog hingga orang-orang yang berkebutuhan khusus.

"Pertama kali saya bertemu psikolog, saya kasih skrip dulu, terus psikolog baca, dan dia yang bedah 'Oh ternyata yang dialami karakter ini adalah disabilitas intelektual," ujar Vino.

"Terus disabilitas intelektual ini juga ada beberapa tingkatan lagi, ada yang ringan, sedang, dan berat. Selain itu, ada kecenderungan karakter ini juga mengalami autisme, itu saya juga cek ke psikolog lain, dan ternyata benar," sambungnya.

Vino mengaku mendapat banyak pelajaran penting saat bertemu dengan orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus.

"Itu saya ke panti, terus melihat bagaimana mereka, kebetulan di sekolah anak saya juga ada edukasi spesial untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus tersebut, saya sering melihat ketika mengantar anak saya sekolah," ungkap Vino.

"Ternyata saya mendapatkan banyak ilmu baru di situ, dan itu yang saya rangkum dan serahkan ke produser, terus sutradara yang menentukan mana aja yang akan diambil, jadi semua sudah disaring terlebih dahulu," lanjutnya.

Vino pun akhirnya menyadari bahwa semua manusia diciptakan Tuhan sesuai dengan kodrat masing-masing.

"Mata saya jadi terbuka, semua manusia itu sudah diciptakan dengan sangat adil dan sesuai kodratnya, jadi kalau melihat ada teman atau saudara yang berkebutuhan khusus, beberapa orang mungkin masih," kata Vino.

"Tapi setelah saya dalami, setiap orang itu punya kekuatan yang luar biasa, yang manusia mungkin nggak bisa berpikir bahwa Tuhan tuh sebaik itu sama manusia, tidak boleh dibedakan," sambungnya.

Vino kini juga tahu betul ada banyak hal luar biasa yang tak disangka-sangka dari orang-orang berkebutuhan khusus yang mungkin tak bisa dilakukan orang normal.

"Saya melihat satu saudara saya yang berkebutuhan khusus, dia itu ternyata bisa bikin tas dengan kualitas yang bagus dengan waktu yang sangat singkat, sementara orang normal nggak bisa kayak gitu," ujar Vino.

"Terus ada lagi yang bisa baca buku, dan hafal persis detail halaman dan isi dari buku tersebut. Ada juga yang jago buat patung, semisal bikin patung hewan, dan itu sama persis dengan hewan yang di aslinya," lanjutnya.

Vino juga tak mau memandang sebelah mata orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus.

Hal tersebut juga memecut semnagat Vino untuk memaksimalkan peran sebagai Dodo Rozak di film Miracle In Cell No 7.

"Nah ini yang membuka mata saya, tidak bisa memandang sebelah mata sama mereka, karena mereka ternyata juga jauh lebih besar dari kita, itu juga yang membuat saya semangat untuk memerankan karakter ini," tutupnya.

(ikh/ikh)
Tonton juga video berikut:
ARTIKEL TERKAIT
Loading
Loading
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER