5 Film Live Action Adaptasi dari Anime-Manga yang Dinilai Gagal Total

insertlive | Insertlive
Jumat, 12 Nov 2021 20:20 WIB
live action flop Foto: dok. IMDb
Jakarta, Insertlive -

Dikabarkan Neflix akan membuat live action dari serial manga dan anime populer One Piece. Akun resmi media sosial Netflix pun merilis nama para aktor dan aktris yang akan memerankan proyek live action tersebut pada Rabu pagi (10/11).

Sontak hal itu membuat heboh warganet dan membuat mereka menjadi dua kubu, pro dan kontra. Pasalnya, dari sekian anime dan manga yang diadaptasi menjadi film dan serial live action, hanya Rurouni Kenshin yang memenuhi ekspektasi tinggi para penggemar.

Pengumuman dari Netflix tentu membuat para penggemar One Piece khawatir. Pasalnya hingga kini telah ada setidaknya 5 film dan serial live action dari anime dan manga yang dinilai flop atau gagal total.

ADVERTISEMENT

Berikut daftar live action dari anime dan manga yang dinilai gagal.

5. Ghost in The Shell (2017)

Film live action adaptasi dari anime dan manga populer yang rilis kali pertama tahun 1989 itu ternyata tak seluruhnya disukai oleh para penggemar, khususnya para pembaca manga Ghost in The Shell.

Pasalnya, film yang diadaptasi dari anime ikonis garapan Masamune Shirow itu terbentur isu whitewashing. Para penonton kesal dengan pemilihan Scarlett Johansson sebagai tokoh Major atau Motoko Kusanagi. Kendati akting Scarlett Johansson terbilang sangat bagus.

Selain itu, film yang disutradarai oleh Rupert Sanders ini hanya meraup USD$19 juta, sementara Paramount Pictures merogoh kocek USD$110 juta untuk film tersebut.


4. Attack on Titan (2015)

Attack on Titan (2015) memang bukan produksi Hollywood, namun kegagalan live action dari manga dan animenya ini turut jadi perhatian penggemar.

Pasalnya, Attack on Titan versi live action ini justru kehilangan esensinya sebagai sebuah film adaptasi. Isu politik dan ketimpangan kelas sosial bukan sumbu utama dalam film ini.

Selain itu, kritikus film juga banyak yang menyebut absennya beberapa tokoh penting membuat film yang disutradarai oleh Shinji Higuchi ini seperti hilang arah. Bahkan penggambaran karakter para tokohnya pun begitu rancu.

Tak heran jika IMDb (5/10) dan Rotten Tomatoes (47%) memberi rating ala kadarnya, mungkin semata untuk menghargai efek CGI para Titan yang epik.

Baca halaman selanjutnya.

Fullmetal Alchemist (2017) versi live action keluaran Jepang ini juga termasuk dalam kategori gagal. Pasalnya, banyak penggemar anime menilai live action ini masih kurang dalam penggambaran karakter para tokoh.

Namun, bagi orang awam yang tak mengikuti cerita Fullmetal Alchemist versi anime, film ini sebenarnya tetap layak untuk ditonton.

2. Death Note (2016)

Live action film Death Note garapan Netflix pada 2017 lalu terbilang gagal. Setelah ditunggu-tunggu para penggemar dan hendak dibandingkan dengan dua film live action versi Jepang, ternyata versi Netflix sungguh di luar harapan para penggemar.

Genre menjadi salah satu yang disayangkan, lantaran Death Note versi Netflix menyajikan cerita dengan tema drama remaja yang klise dan mainstream.

Selain itu, tokoh Light Turner dinilai jauh dari karakter aslinya versi manga ataupun anime yang cerdas dan cool. Seperti antitesis, tokoh Light Turner digambarkan begitu menyedihkan, bukan lagi seorang villain yang ikonis.

Hal itu membuat film garapan Adam Wingard ini mendapat rating 4,4/10 dari IMDb. Hingga membuat banyak penggemar memberikan komentar bahwa film ini merupakan inspirasi, bukan adaptasi dari anime dan manga Death Note.

1. Dragonball Evolution (2009)

Live action yang mendapat rating terburuk adalah Dragonball Evolution (2009). Bagi orang awam, menonton film ini hanya akan mendapatkan banyak pertanyaan, mulai dari penokohan, karakter, hingga jalan cerita yang memang menyimpan banyak kejanggalan.

Belum lagi efek CGI yang agak memaksa dan koreografi pertarungan yang sama sekali kuyu, membuat live action ini dinilai gagal total.

Padahal film dengan bujet 30 juta dolar itu disutradarai oleh Stephen Chow dan didistribusikan oleh 20th Century Fox. Sayangnya, kolaborasi ini hanya menghasilkan citra buruk di mata penggemar waralaba manga Dragon Ball.

(and/and)
1 / 2
Loading
Loading
ARTIKEL TERKAIT
detikNetwork
UPCOMING EVENTS Lebih lanjut
BACA JUGA
VIDEO
TERKAIT
Loading
POPULER