Dianggap Hina Islam, 2 Lukisan di London Ditutup Kain

Jakarta, Insertlive - Galeri seni Saatchi yang berada di London sedang menggelar pameran karya seniman SKU. Namun acara itu memicu polemik dan protes dari sejumlah pengunjung.
Dilansir dari The Guardian, ada dua lukisan di pameran tersebut yang dianggap kontroversi oleh pengunjung beragama Islam. Lukisan tersebut bergambar kalimat syahadat dalam huruf Arab yang disandingkan dengan gambar wanita telanjang memegang bendera Amerika Serikat (AS).
Pengunjung yang protes menuntut agar lukisan kontroversi itu segera diturunkan. Namun pihak galeri sempat kukuh untuk memajang karena beralasan mendukung kebebasan berekspresi.
"Kebebasan mendukung penuh ekspresi artistik, galeri juga mengakui ketulusan keluhan yang dibuat terhadap karya-karya ini, dan mendukung keputusan seniman untuk tetap memajangnya sampai akhir pameran," ujar pihak galeri Saatchi, London, Inggris, Selasa (7/5).
Namun setelah perundingan yang berlangsung dengan SKU, pihak galeri akhirnya menemukan solusi terbaik agar pameran tetap bisa berlangsung. SKU menyarankan agar menutup lukisan yang dianggap kontroversi itu dengan kain.
"Itu tampaknya solusi terhormat yang memungkinkan akibat perdebatan antara kebebasan berekspresi versus hak berkeyakinan agar tidak saling tersinggung," kata SKU.
Sebenarnya hal lain yang ditakuti adalah penggunaan simbol dan propaganda di lukisan yang dapat memicu tindakan orang dalam memaknai arti pesannya. SKU memang dikenal sebagai pelukis yang kerap membuat gambar mengandung simbol dan pesan propaganda tersembunyi.
Kasus penutupan lukisan pameran yang mengundang kontroversi bukanlah untuk pertama kalinya. Sebelumnya, lukisan wanita telanjang karya Picasso yang ada di bandara internasional Edinburgh, Skotlandia juga ditutup dengan kain karena memicu protes dari sejumlah pihak.
(ikh/fik)
Dilansir dari The Guardian, ada dua lukisan di pameran tersebut yang dianggap kontroversi oleh pengunjung beragama Islam. Lukisan tersebut bergambar kalimat syahadat dalam huruf Arab yang disandingkan dengan gambar wanita telanjang memegang bendera Amerika Serikat (AS).
Pengunjung yang protes menuntut agar lukisan kontroversi itu segera diturunkan. Namun pihak galeri sempat kukuh untuk memajang karena beralasan mendukung kebebasan berekspresi.
ADVERTISEMENT
"Kebebasan mendukung penuh ekspresi artistik, galeri juga mengakui ketulusan keluhan yang dibuat terhadap karya-karya ini, dan mendukung keputusan seniman untuk tetap memajangnya sampai akhir pameran," ujar pihak galeri Saatchi, London, Inggris, Selasa (7/5).
Namun setelah perundingan yang berlangsung dengan SKU, pihak galeri akhirnya menemukan solusi terbaik agar pameran tetap bisa berlangsung. SKU menyarankan agar menutup lukisan yang dianggap kontroversi itu dengan kain.
![]() Galeri Saatchi |
"Itu tampaknya solusi terhormat yang memungkinkan akibat perdebatan antara kebebasan berekspresi versus hak berkeyakinan agar tidak saling tersinggung," kata SKU.
Sebenarnya hal lain yang ditakuti adalah penggunaan simbol dan propaganda di lukisan yang dapat memicu tindakan orang dalam memaknai arti pesannya. SKU memang dikenal sebagai pelukis yang kerap membuat gambar mengandung simbol dan pesan propaganda tersembunyi.
Kasus penutupan lukisan pameran yang mengundang kontroversi bukanlah untuk pertama kalinya. Sebelumnya, lukisan wanita telanjang karya Picasso yang ada di bandara internasional Edinburgh, Skotlandia juga ditutup dengan kain karena memicu protes dari sejumlah pihak.
(ikh/fik)
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA
UPCOMING EVENTS
Lebih lanjut
detikNetwork
VIDEO
TERKAIT
TERKAIT
POPULER