5 Film Sadis Ini Dicekal Banyak Negara

Film ini dibuat tahun 1992 dan bahkan masih dilarang di berbagai negara hingga sekarang. Karena menampilkan banyak adegan penyiksaan dan pembunuhan yang sangat sadis, makanya banyak negara yang akhirnya mencekal karya Dennis Dimster ini.

Bercerita soal anak kecil bernama Mikey Holt yang memiliki mental psikopat. Ia dengan tega membunuh teman-teman bahkan orangtuanya sendiri dengan berbagai alat seperti palu, stik baseball, hingga panah. Film yang dibuat tahun 2009 ini dilarang diberbagai negara karena adegan penyiksaan yang sadis. Bercerita tentang seorang dokter psikopat yang menculik sepasang kekasih dan menyiksa mereka dengan tidak manusiawi.

Karya sutradara Koji Shiraishi ini juga banyak menampilkan adegan porno. Wajar jika film asal Jepang ini dilarang dan dicekal penayangannya. Film ini tidak hanya menampilkan adegan penyiksaan yang sadis, tapi juga menjijikan. Karya sutradara Tom Six ini menampilkan adegan dimana mulut seseorang dijahit dan menyambung ke bagian bokong orang lainnya, sehingga membentuk rangkaian menyerupai binatang kelabang.

Tentu saja film yang dibuat tahun 2009 ini langsung mendapat cekal dan pelarangan di berbagai negara. Namun sekuel dari film ini tetap diproduksi hingga seri ketiga. Film yang diproduksi tahun 2010 ini menampilkan berbagai adegan penyiksaan sadis dan kekerasan seksual. Banyak sekali adegan yang tak manusiawi mulai dari memperkosa bayi yang baru lahir, hingga berhubungan seks dengan mayat.

Karya sutradara Srdjan Spasojevic ini dicekal penayangannya di berbagai negara sejak perilisan perdana. Banyak negara menganggap film ini melecehkan derajat perempuan dan anak-anak. Mungkin ini lah film paling kontroversial yang dilarang hampir diseluruh negara di dunia. Film yang menampilkan adegan sadis dan aksi kanibalisme ini diproduksi tahun 1980.

Sang sutradara Ruggero Deodato bahkan mampu menampilkan adegan yang terlihat begitu nyata dan terlihat seperti rekaman asli. Ia bahkan ditahan oleh pihak kepolisian karena tuduhan pembunuhan terhadap artis pemeran dan tim produksi di filmnya.

Namun tudingan itu bisa dibantah setelah kru dan artis film muncul di persidangan untuk membuktikan bahwa film itu hanya rekayasa belaka.