4 Film Drama Pemenang Oscar yang Wajib Ditonton Lagi

Tidak bisa dimungkiri bahwa film Forrest Gump memang sangat menarik dan tentu saja layak meraih Best Picture di gelaran Oscar pada 1994. Film yang dibintangi Tom Hanks itu memang bisa membuat penontonnya tertawa, menangis, terjekut dan banyak hal lainnya yang hanya cukup dengan menyaksikan film ini.

Bisa dibilang Forrest Gump seperti gado-gado yang mencampur-baurkan banyak hal; romansa, cinta, perhasabatan, cita-cita, dan keyakinan. Anda sebagai penonton akan dibuat merasakan banyak pengalaman yang berbeda. Film bergenre komedi-drama ini juga merupakan film adaptasi dari novel dengan judul sama karangan Winston Groom. Sebagai film yang mengisahkan drama romansa, Titanic bisa dibilang tidak punya tandingannya. Film yang mengisahkan kisah cinta Jack (Leonardo DiCaprio) dan Rose (Kate Winslet) memang tidak pernah bosan mengiasi layar kaca Indonesia dan selalu diputar khusus mendekati hari kasih sayang maupun mendekati liburan.

Maklum saja, kisah cinta dan cerita yang ditawarkan dalam film ini memang masih sangatlah relevan bahkan sampai sekarang. Cinta yang tidak bisa dipaksakan dan kekayaan bukanlah segalanya menjadi premis kunci di film ini. Hal itu pula yang membuatnya memiliki daya tawar yang tak kenal waktu. Film pemenang Oscar yang paling menyentuh memang paling layak diberikan pada film A Beautiful Mind garapan sutradara Ron Howard. Bukan hanya menyentuh, cerita dalam film biopik dari tokoh John Nash, peraih hadiah Nobel di bidang Ekonomi, bisa membuat perasaan penonton merasakan hal yang luar biasa menakjubkan.

Film ini menekankan satu hal; pikiran itu bisa sangat mengesankannya sekaligus mengerikan. Hal itulah yang terjadi dalam kepala tokoh utama dalam film ini, John Nash, di antara isi kepala yang brilian terdapat juga hal garib yang fantastis dan begitu gila untuk dialami. Dan, sebagai penonton, kita akan diperlihatkan segala kegilaan tersebut. Film peraih Oscar yang bisa mencabik-cabik perasaan penontonnya adalah film 12 Years a Slave yang mengisahkan hidup Solomon Northup sebagai budak. Sebagai film biografi, film ini bisa dikatakan begitu otentik karena diangkat dari buku otobiografi Northup sendiri, hal yang tidak terjadi dalam film biopik lain, sebagai misal, Bohemian Rhapsody yang terlalu banyak melenceng dan tidak sesuai dengan sejarah.

Film garapan Steven McQueen ini seperti yang dibilang di awal, akan membuat penontonnya merasakan bagaimana di negara maju sekaliber Amerika Serikat, perlakukan rasial sangatlah kental meskipun orang tersebut sudah merdeka. Selian meraih Best Picture di Oscar, film ini juga menyabet dua penghargaan lain Best Supporting Actress dan Best Adapted Screenplay.

Bagaimana, Insertizen sudah menyaksikan semuanya? Kalau belum selamat menonton Insertizen!